Food Bank sebagai organisasi yang meningkatkan kualitas hidup masyarakat
Bandung, 13 Maret 2021- Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Food Bank Bandung di bulan Maret tahun ini, Food Bank Bandung mengadakan serangkaian webinar untuk dapat meningkatkan awareness terkait dengan peran Food Bank di tengah-tengah masyarakat. Pada webinar pertama yang diadakan di tanggal 13 Maret 2021 ini, Food Bank Bandung bekerjasama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia Belanda (PPIB) dan juga Perhimpunan Pelajar Indonesia-Wageningen (PPIW). Pada kesempatan tersebut tema yang diangkat adalah “How Food Banks Could Help Improve the Quality of Life? Lessons Learned from the Netherlands and Indonesia”. Narasumber pada webinar pertama ini yaitu Lous van Vloten-Doting yang merupakan Founder and Chair Voedselbank Neder-veluwe, yakni salah satu Food Bank di Belanda dan juga Gendis Ayu Satiti Irawan yang merupakan Co-Founder and Chair di Food Bank Bandung.
Pada webinar ini hadir pula Din Wahid, PhD selaku Atase Kebudayaan dan Pendidikan, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Belanda. Beliau memberikan sambutan pembuka yang memantik tema pembahasan webinar ini yakni bagaimana cara dan peran dari Food Bank untuk bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Beliau juga menyampaikan tentang tantangan penyediaan pangan di Indonesia dengan luas lahan yang tetap namun jumlah penduduk yang bertambah. Kondisi peningkatan jumlah penduduk dalam luas lahan yang tidak bertambah ini meningkatkan permasalahan terkait pangan, seperti bagaimana produksi yang berkaitan dengan ketersediaan pangan, dan bagaimana mengelola kelebihan pangan. Beliau berharap dengan kehadiran Food Bank dapat berperan untuk mengatasi permasalahan tersebut, dan meningkatkan kualitas hidup bersama. Bagaimana Food Bank meningkatkan kualitas hidup manusia, mari kita nantikan dalam webinar ini.
Acara webinar ini dipandu oleh Titis Apdini sebagai moderator yang mempersilahkan Lous dan Gendis untuk menyampaikan materinya. Lous membahas alasan mengapa Food Bank hadir yang merupakan organisasi nirlaba untuk membantu mengatasi kondisi kesulitan akses masyarakat terhadap makanan yang aman dan berkualitas dan juga kondisi makanan yang berlebih. Lous juga membahas beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membangun Food Bank yaitu:
- Menjelaskan konsep dengan baik: dengan menjelaskan konsep yang baik informasi akan diterima secara baik juga oleh para donatur.
- Membangun kepercayaan melalui kontrol keamanan pangan (internal dan eksternal dengan melihat data tanggal kadaluarsa, label pangan, dll).
- Kebutuhan akan dana operasional pada Food Bank sehingga perlu untuk membangun kepercayaan dengan transparan terhadap penggunaan keuangan.
- Spread results: menyebarkan hasil yang telah dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan.
- Share the credit: berhubungan dengan pangan yang didapatkan, melabeli pangan yang sudah diterima sebagai pangan food bank.
- Act locally, organize regional or national.
Narasumber kedua, Gendis, menyampaikan proses perjalanan terbentuknya Food Bank Bandung. Berawal dari keterlibatannya ia dalam Food Bank di Belanda sebagai volunteer dan kemudian mengembangkan dan menyesuaikannya dengan kondisi di Indonesia. Ia juga menyampaikan beberapa program yang terdapat di Food Bank Bandung dan bagaimana FBB melakukan kerjasama dengan kader posyandu dalam membantu menentukan prioritas sasaran, dan bekerjasama dengan beberapa lembaga/komunitas yang memiliki ketertarikan serupa pada isu makanan berlebih dan kesulitan pangan. Dalam keberjalanannya, Food Bank memiliki kaitan erat dengan beberapa goals dalam SDGs. Food Bank tidak hanya terkait dengan redistribusi pangan namun juga berhubungan dengan kredibilitas dan kepercayaan (dimulai dengan langkah kecil dan lokal), bisnis yang nyata, juga terkait Self-sustain (membangun lembaga yang dapat dilakukan secara berkelanjutan).
Pada sesi diskusi dan tanya jawab sempat membahas pentingnya transparansi dan membangun kepercayaan pada donor terkait apa yang sudah dikerjakan oleh Food Bank. Salah satu peserta webinar pun, Laras, merupakan penggerak Food Bank di Medan dan menceritakan pengalamannya untuk membangun Food Bank di sana. Ia bercerita tentang tantangan yang dihadapinya untuk mengenalkan Food Bank ini di masyarakat sehingga masyarakat maupun bisnis/usaha makanan mau mengadakan kerjasama dengannya. Proses me-mainstream-kan Food Bank merupakan hal yang masih perlu dilakukan di Indonesia. Diharapkan dapat dibentuk asosiasi Food Bank di Indonesia sehingga dapat menyusun standar yang dapat memudahkan bagi penggerak-penggerak lainnya yang ingin membangun Food Bank di daerahnya.
Food Bank memberikan kesempatan untuk dapat mengatasi permasalahan ganda yang terjadi yaitu masalah kekurangan dan kelebihan makanan yang dengannya dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, tidak hanya dalam kedua aspek tersebut namun ia dapat memberikan kesempatan untuk bisa membangun kelembagaan yang baik yang memberikan kebahagiaan bagi siapapun yang terlibat di dalamnya.
Penulis: Zulfa Raudatul Jannah
Media Contact
foodbankbandung@gmail.com
+62 859 5644 5599